Wednesday, September 30, 2009

a panasonic boy.

september 30th.
pegadaian, geger kalong branch.


the most thing i fear in farewells is that i always don't know when my mind will stop being distracted from farewelling.

this paul tiernan's how to say goodbye is for you to listen on yer way to yogyakarta, adityo eka pradikta.

Friday, September 25, 2009

sisa horor semalam.

25 september.
ruang tamu rumah nenek.



film layar lebar semalam tadi bertemakan horor.
hey! kita menonton film yang sama.
hanya saja tak ada kesamaan pada waktu pemutarannya.
juga dengan siapa kita habiskan waktu bersama: wajar sekali mengingat aku tahu bahwa kamu sedang ingin bersama teman-temanmu
dan kamu pun tahu bahwa aku sedang menjadikan aktivitas, waktu, serta teman-temanku sebagai pintu darurat untuk menidurlelapkan si hati galau yang centil itu.
;D

hmm, keseluruhan, terlepas dari ketidaksamaan tadi, tetap masih ada yang aneh pada tema horor semalam.
biar aku coba cek-silang terlebih dahulu.

monster: cek!
makhluk gaib: cek!
superstisi: cek!
sesajian: cek!
perempuan berambut panjang terurai: cek!
simbahan darah: cek!
wajah borok bernanah: cek!
set pengambilan gambar remang-remang: cek!
zombi: eurggh.. cek!
musik latar: cek!
lampu studio mati: cek!
teriakan penonton: cek!
sweater: cek!
kudapan: cek!

aha! ada yang belum lengkap:
aku belum tahu pundak siapa yang kamu jadikan tempat persembunyian saat hantu-hantu blau itu muncul di layar besar;
aku belum tahu sweater siapa yang kamu jadikan tambalan portabel untuk menutupi kostum pesta yang kerap agak sedikit membuat kamu kedinginan akibat pendingin ruangan studio teater--mungkin juga semalam;
aku masih belum tahu tangan siapa yang kamu cubit dan genggam keras saat kamu terkagetkan oleh musik latar yang terdengar mencekam secara tiba-tiba: aku masih berandai-andai bahwa tangan ini adalah jawabannya.

Sunday, September 20, 2009

the girl next door.

september 20th.
dad's living room-lights off-lightbrown sofa-brown thin blanket.

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

september 19, approx 930pm.
y!m talk.
me: buss!
farrah: bazzz
me: up to?
farrah: who up to?
me: you.
farrah: about to clean up all of the eatable contents in my kitchen.
me: that belly of yours must haven't been able to wait any longer.
farrah:ghrrr!

me: u@?
farrah: home.
me: padalarang, eh?
farrah: ya ya ya.
me: i used to live in padalarang at bukit permata, back in the days, with my brother.
farrah: hwaaa??!
me: what?
farrah: i live at bukit permata too! what block is your brother's house at?
me: it's at block e4.
farrah: no shit?!!
me: yep.
farrah: what number, what number??
me: ah, i totally forgot.

me: hold on a sec, i'm phoning my brother to ask.
farrah: uh-k.

[toooott. toooott.]

me: darn it, my brother didn't answer my call!
farrah: it's ok.

[tooooott. too..
brother: hello?
me: hey, man, it's me.
brother: who's me?
me: a person who's now taking public transportation heading pvj.
brother: don't make a roundabout.
me: whose motocycle was unnoticedly used by you, that's who!!
brother: oh, hi my lovely bro! what's up? lol.
me: ggghrr. man, what's the number of your house?
brother: 39, wha..
toooooottt--> i hang up.]

y!m talk.
me: 39, it is, farr.
farrah: whooaaa!
me: what?
farrah: your brother is the one who dug a well and placed a pump-machine at his frontyard?
me: ya, how did you know that?
farrah: mine is 37!! i just moved in here for 3 months long now.
me: whaaaaattt??!! hell no!
farrah: hell yes.
me: hahaha! wow!
farrah: haha.
me: fantastic! your house is now only a wall away from the place i used to get pretty stoned when spending a whole day long alone at house. i like it, i like it! is that okay if i come by sometimes? ;D

farrah: no problemo.
me: awesome!

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

oh yea, today is the winning day for those who have been restraining in the last 29 days.
happy iedul fitri, people.
let's plead for mercy!

Saturday, September 19, 2009

move, move, move. shove, shove, shove.

september 19th.
granny's.


"it was all whirlwind.."
thus silentspoke a noisy-grunge white band tee hung on a hanger on the wall of a room where i've been spending a half of the day sleeping.

i remembered an eyeglassed-arts-graduated girl.
farrah, she is named.
her presence's not really a sudden thing to happen.
for the last two days, i've been recalling what her exact geeky-look might be like.
the same look that i claimed as the most natural yet kewl thing that ever happened at belitung street!
lol!

on thursday, when i was accompanying karen to submit her college-assignment and look for some outfits, i saw her about to exit from a glass-bricked store at some shoppingpoint near dago street.

she was pulling that transparent glass door when i decided to wave her hello.
she slanted her eyes: the eyes which were hidden behind those cute well-framed eyeglasses.
she threw a smile.
i released an open hand, asking a hiya-long-time-no-see handshake.
she answered the call.

"how are you?" i sucked at starting conversations.
she smiled, "good."
"alone?" she asked.
i pointed at karen who was about to enter the same store she just exited.
their eyes met, they smiled at each other.
karen got into the store,
i stayed where i was,
while farrah was crook-backed by me.

"not with your boyfriend?" i reopened the chat.
"na-ah," she shortly answered.

we took a silence.

"anymore," she said.
"hah?" i didn't get what she meant.
she low-volumed her voice, "me being together with him. not anymore."
"ah, sorry, no offense, i didn't mean to," i condolenced.
"none taken, it's kewl," she replied.

we took another silence.
that was a post-kinky-chat situation.
weird.

"i should get going, i'll be there for some times to come," she pointed at another store.
"okay, bye," i closed what i started.

gosh!
it really was whirlwind.
it was so flashly fast.
i still like karen, i won't lie.
but farrah's blitz presence had ruined my karen-adoring-time.

she, is farrah and, was my senior when her teeth were still fenced.
;B

Tuesday, September 15, 2009

ayo belajar kimia-terapan: sebuah introduksi asuhan kak sam.

15 september.
di dalam kamar rentalan 3x2.5m yang lampunya mati semenjak awal agustus.


"a heart that's full up like a landfill, a job that slowly kills, bruises that won't heal.."
-radiohead


sebuah lempengan besi takkan dengan serta mertanya menjadi hancur ketika dengan sengaja kita tetesi air mineral dalam suatu masa.
tapi coba lihat apa yang akan terjadi pada lempeng besi tersebut ketika kita menetesinya terus-menerus dalam waktu berjangka.
besi akan berreaksi dengan oksigen dan uap air mineral, menghasilkan senyawa yang mengandung oksigen; atau yang kita kenal dengan 'karat'.

perlakuan tadi; menetesi lempeng besi dengan air, ya, cukup menetesi saja, tak perlu sampai menyiramkuyupkannya; lama-kelamaan akan memaksa air mineral melepaskan oksigen, atau yang dalam istilah kimia dikenal dengan konsep reaksi reduksi.
sementara besi, ia akan melakukan reaksi kebalikan dengan secara oksidatif menerima oksigen dari uap air.

peristiwa ini tak ubahnya seperti fenomena rutinitas.
dengan atau tanpa kita sadari, kita telah, tengah dan mungkin akan terus menyerap senyawa kebosanan hasil reduksi dari kemonotonan aktivitas rutin.
detik demi detik, jam kerja demi jam kerja, caturwulan demi caturwulan, satuan-masa-lainnya demi satuan-masa-lainnya, kita dipandu oleh rutinitas ke sebuah tebing tinggi di pesisir laut.
pada akhir episode ini, kita terhadapkan dengan dua pilihan:
1. berhenti sejenak untuk kemudian melakukan tur kecil ke tebing berikutnya yang jauh lebih tinggi, atau
2. melakukan terjun bebas dan berenang bebas, liar, mengarungi lautan menuju samudera biru

sekilas, opsi kedua terlihat seperti alternatif pelarian diri yang tepat dari kestagnanan rutinitas.
tapi jangan heran, bila pada akhirnya, samudera yang terhampar luas di hadapan kita hanya akan membuat kita kelelahan berenang: malahan kita jadi balik kebosanan melarikan diri.

bah! di titik ini, rutinitas hanya akan menstimulus zat yang terkandung di dalamnya untuk melakukan reaksi autoredoks, varian reaksi di mana satu zat melakukan dua reaksi sekaligus.
reaksi pertama adalah reaksi kita mereduksi kepenatan akan rutinitas
dan yang kedua adalah reaksi kita mengoksidasi mentah-mentah kebosanan dari perjalanan melarikan diri atas rutinitas.

hhh..

rutinitas tak akan membunuhmu secara instan, ia hanya akan membuatmu berkarat.

Friday, September 11, 2009

"dance. dance. dance." thus spoke lykke li.





you must have chaos within you to give birth to a dancing star.

--friedrich nietzsche.

Thursday, September 10, 2009

kontradiksi.

10 september.
sebuah catatan hari kemarin.


ya, aku merasa sangat tidak senang saat orang-orang yang selalu ada di saat aku tidak senang, sedang tidak senang.
tapi tidak bisa disembunyikan, hari itu, tanggal 9 september itu, aku merasa senang menghabiskan waktu bersama karen.
ya, aku masih suka menyukai dia.
meskipun aku tahu bahwa aku bisa dengan cepat gelisah saat hari baru datang.
aku benci ketahuanku akan ke-sangat-biasa-biasa-saja-annya momen-momen yang terhabiskan saat kami bersama; tuduhku, tak ada yang spesial baginya dari berdiam diri berdua denganku: aku hanya seorang teman penghabis waktu lainnya.


[1630, bilangan jalan saparua]
telepon genggamku bergetar.
terdengar suara seorang kawan di ujung sambungan nirkabel sana, sar namanya.
suaranya berat, seperti tengah menahan sesuatu di paru-parunya agar tidak menyeruak keluar begitu saja.
dia butuh aku, minta diantarkan mencari baju hangat untuk persiapan cuaca yang suka tiba-tiba dingin, katanya.
ah, aku tahu pasti, pastinya ada yang lebih butuh kehangatan seperti yang sweater dapat berikan, daripada tubuh kecil sar yang tengah menggigil: hatinya lebih kedinginan.
aku tahu aku bisa saja langsung mengarahkan diri ke tempat ia tengah berada.
aku tahu aku sangat bisa.
tapi aku tak pernah menjadi teman yang baik, jarang.
juga sore itu.
aku sedang berada di samping karen dan aku tidak mau momen itu hilang, jelasku padanya.
dia sangat mengerti, aku begitu egois.
buru-buru ia sudahi sambungan telepon itu.
sempat ia lontarkan godaan selamat karena aku bisa kencan lagi dengan karen.
dia tertawa.
aku tertawa kecil.
dia tutup telepon.
aku tahu aku egois, aku tahu ia tak pernah menganggap keinginanku sebagai keegoisanku.
selamat senang-senang, pesannya tulus.

. . .

[2008, babakan siliwangi]
intro lagu 'eenie meenie' terdengar dari dalam tasku sebagai tanda ada pesan singkat yang masuk ke telgamku.

(terimakasih,paul membuat sy menangis)

itu martha.
pastinya ia sedang teringat lelaki yang pernah ia ceritakan padaku beberapa tempo lalu.
lelaki yang sempat menawarkan peluk saat keduanya tahu bahwa keduanya tengah menjalin komitmen dengan pasangannya masing-masing, lelaki yang sempat membuat pipinya merona merah malu dan lelaki itu juga yang pernah membuat pipinya memerah naik pitam.
lelaki itulah yang ia beritahukan kepadaku, kerap datang dan pergi tanpa maklumat.
dan lelaki yang sama yang menghapus nama si perempuan, martha, dari daftar teman di sebuah situs pertemanan.
martha sedang menangis, ia kabarkan aku.
martha sedang terisak sambil mendengarkan sebuah lagu yang beberapa minggu lalu sempat aku suruh untuk ia dengarkan, bayangku.

(kembali kasih. perihal cinta jok-belakangmu lagi, dik?)
jawab pesan singkatku.

(ya.)
jawabnya pendek, gelisah, gusar, yakin.


"is it okay if i call you mine? just for a time and i'll be just fine.."
-paul mccrane

Monday, September 7, 2009

sebuah surat terbuka untuk martha tentang artikelnya.

7 september.
mutumanikam, 2 meter sebelah timur laut dari seorang teman yang sedang serius membaca kredit konten sebuah majalah gratis.


seharusnya,
musim ini dapat menghangatkan hati yang terlanjur mengkristal di celcius minus.
-->
hati gadis kecil bersepatu converse hitam tinggi yang semakin dingin.
juga hati bocah lelaki kecil berbajuhangatkan flanel itu yang terlalu melogikakan rasa; orang bilang sudah keterlaluan.

lihat! adam kecil itu tampak tergesa-gesa melangkah mondar-mandir, serasa ia tengah menaiki anak tangga dengan vektor undakan yang salah:
undakan itu mengarah turun.
psst! sementara intip si eva bocah, cuma termenung merenung beberapa detik ketika skup es krim di tangannya jatuh dari kon-nya, untuk selanjutnya memicingkan mata ke arah barat, tak habis pikir dengan tingkah si lelaki kecil yang menurutnya terlalu mengada-ada.

"dewa-dewi pastinya sedang jatuh cinta, sampai-sampai panah cupid mereka jadikan tusuk gigi; lupa mereka tembakkan ke ini hati," terka lelaki itu kegirangan dengan bola mata yang terus berputar-putar tak tentu arah.
ah, bocah itu masih belia, sudah mengertikah ia tentang cinta?

. . .

kerut kening bocah lelaki itu bertambah secara eksponensial seraya ia merasakan hangat tetes air di pipinya.
"ah, hujan," terkanya lagi.

Tuesday, September 1, 2009

stuffs.

september 1st.
beside blakke and sheena who are tickling each other.



"and what i'm trying to say isn't really new. it's just the things that happen to me when i'm reminded of you"







"like when i hear your name, or see a place that you've been, or see a picture of your grin, or pass a house that you've been in at one time or another."