Monday, September 7, 2009

sebuah surat terbuka untuk martha tentang artikelnya.

7 september.
mutumanikam, 2 meter sebelah timur laut dari seorang teman yang sedang serius membaca kredit konten sebuah majalah gratis.


seharusnya,
musim ini dapat menghangatkan hati yang terlanjur mengkristal di celcius minus.
-->
hati gadis kecil bersepatu converse hitam tinggi yang semakin dingin.
juga hati bocah lelaki kecil berbajuhangatkan flanel itu yang terlalu melogikakan rasa; orang bilang sudah keterlaluan.

lihat! adam kecil itu tampak tergesa-gesa melangkah mondar-mandir, serasa ia tengah menaiki anak tangga dengan vektor undakan yang salah:
undakan itu mengarah turun.
psst! sementara intip si eva bocah, cuma termenung merenung beberapa detik ketika skup es krim di tangannya jatuh dari kon-nya, untuk selanjutnya memicingkan mata ke arah barat, tak habis pikir dengan tingkah si lelaki kecil yang menurutnya terlalu mengada-ada.

"dewa-dewi pastinya sedang jatuh cinta, sampai-sampai panah cupid mereka jadikan tusuk gigi; lupa mereka tembakkan ke ini hati," terka lelaki itu kegirangan dengan bola mata yang terus berputar-putar tak tentu arah.
ah, bocah itu masih belia, sudah mengertikah ia tentang cinta?

. . .

kerut kening bocah lelaki itu bertambah secara eksponensial seraya ia merasakan hangat tetes air di pipinya.
"ah, hujan," terkanya lagi.

1 comment:

  1. pantas Bang, panah itu tak jua kembali
    aku tunggu disini menanti berhari hari
    ternyata hanya dijadikan tusuk gigi

    tak sadarkah bocah?
    kan sudah berkali-kali kubilang
    ITU BUKAN HUJAN!!!
    tapi kelenjar yang diproduksi oleh proses lakrimasi...
    orang bilang untuk membersihkan mata
    tapi bagi IshaqHanis
    adalah penawar dan kesudahan bagi episod cinta yang berakhir terlalu awal
    Hhhhh,,lagi lagi....

    ReplyDelete